Sep 18, 2010

Salam Pramuka Untuk Afrika

Kalau ingin plesir gratis ke luar negeri, jadilah anggota dewan. Ada seribu satu alasan (bodoh) yang bisa digunakan untuk hanya sekedar menghambur-hamburkan uang rakyat. Salah satunya ya studi banding. Memang studi banding diperlukan untuk uji keunggulan antara contoh yang satu dan yang lain sebelum mengambil keputusan untuk diterapkan di negeri ini. Tapi kalau untuk belajar pramuka ngapain jauh-jauh ke Afrika? Orang bodoh pun tahu studi banding itu hanya akal-akalan DPR saja.


Kenapa harus pramuka? Dan kenapa harus Afrika? Bukankah masalah kesejahteraan jauh lebih urgen daripada kepanduan yang (setahu saya) hanya mengurusi baris-berbaris? Iya sih, dalam pramuka kita dilatih untuk disiplin, terampil, dan bermental kuat.  Tapi untuk Negara yang hampir kolaps seperti Indonesia, siapapun setuju bahwa kepanduan adalah nomor sejuta sekian yang perlu mendapat perhatian pemerintah. Lagipula Afrika Selatan adalah Negara yang sangat tidak cocok untuk didatangi dalam studi banding kepramukaan ini. Memangnya Baden Powell sepupuan sama Nelson Mandela? Ada-ada saja ah…

Kalau mau belajar dari Afsel belajarlah bagaimana Negara itu mampu menjadi tuan rumah piala dunia, atau belajarlah bagaimana Negara itu mengakhiri politik apartheid yang telah sekian lama mengakar di bumi negro. Atau jangan-jangan nanti dimasa mendatang DPR dengan gobloknya ingin studi banding ke Libya tentang bagaimana mengembangbiakkan unta. Ckckck….

Studi banding ini membuktikan bahwa DPR memang tidak punya prioritas dalam bekerja. Tidak tahu mana yang lebih penting dan sedikit penting dari hal yang sama-sama penting. Sehingga muncullah ide studi banding kepramukaan yang menghambur-hamburkan uang rakyat. Sudah terlanjur ada dana, tapi tidak tahu mau buat apa. Akhirnya ya buat jalan-jalan saja.

Belum lagi soal ide pembangunan gedung DPR baru dan rumah aspirasi. Ngapain sih pak harus bangun gedung baru kalau gedung lama hanya retak? Pakai alasan lebay takut rubuh segala. Orang yang tinggal di rumah kardus saja santai kok. Apa pentingnya pula rumah aspirasi di daerah? Bapak-bapak itu digaji dan ditempatkan di kantor DPR untuk mendengarkan aspirasi rakyat. Lagipula sudah ada DPRD di tiap-tiap daerah, jadi buat apa rumah aspirasi? Kok kesannya seperti rumah penampungan untuk anak terlantar, hehehe….

Daripada buat kunjungan nggak jelas, mending uangnya buat ngasih modal pengangguran, atau buat bangun sekolah-sekolah reyot di pedalaman. Ah, seandainya para wakil rakyat itu tahu bagaimana rasanya miskin…

1 comments:

Unknown said...

tulisanmu makin kereeennnn aja , eL...
apik2...
moga besok masuk penulis2 hebat..

Post a Comment

 
Copyright © L. All rights reserved.
Blogger template created by Templates Block | Start My Salary
Designed by Santhosh